Dalam suka cita dan kegembiran keluarga besar KB-TK Tarakanita 4 pluit merayakan pesta Natal dan  tahun baru pada 7 januari 2015 dengan penuh syukur. Maka sebagai ungkapan syukur (celebration –C1) semua warga sekolah diajak untuk terlebih dahulu mengikuti ibadat. Hal ini bertujuan untuk mengajak dan membiasakan anak bersyukur pertama-tama dengan berdoa. Dalam kesempatan ini selain orang tua murid hadir juga Fr. Edwin MSC, frater yang sedang menjalani tahun orientasi pastoral di paroki Pluit. Dalam kebahagiaan tersebut para guru telah mempersiapkan  suatu atraksi untuk menampilkan kebolehan anak-anak melalui drama natal, gerak dan lagu juga beberapa tarian. Hal itu dilakukan bukan hanya sekedar peramai acara saja, tetapi untuk melatih anak bersosialisasi dengan sekitarnya, mengolah kepekaan rasa, membangun rasa cinta terhadap Gereja dan sekolah, serta menumbuhkan keberanian dalam berekspresi didepan teman-temannya dan orang tua.

Dalam rangka memperingati HCPSN ( hari cinta puspa-satwa nasional) 2015 yang diperingati setiap tanggal 5 November , TK Tarakanita 4 Pluit mengadakan berbagai kegiatan yang bertujuan mengajak anak-anak didiknya untuk menyadari krisis yang tengah mendunia.

Sebagai generasi muda kita harus tetap berpegang  pada 4 pilar berbangsa dan bernegara: Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan RI,dan Bhineka Tunggal Ika. Begitulah isi amanat yang disampaikan Fransiscus Asisi Suyono selaku pembina upacara  peringatan HUT RI ke 68 di Sekolah Tarakanita blok Pluit.
Negara Indonesia akan semakin baik, kuat, makmur, damai, toleransi, serta berkeadilan bila ke empat pilar tersebut dapat dipegang dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kesempatan itu pembina upacara juga menegaskan mengenai pelaksanaan Cc5 yang merupakan semangat dalam pendidikan tarakanita.

Siswa siswi TK Tarakanita 4  setiap bulan Oktober mengadakan doa bersama di Gua Maria dengan menggunakan Rosario.

Pancasila (pronounced [pantʃaˈsila]) is the official philosophical foundation of the Indonesian state. Pancasila consists of two Old Javanese words (originally from Sanskrit), "pañca" meaning five, and "sīla" meaning principles. It comprises five principles held to be inseparable and interrelated: